Sabtu, 14 Maret 2015

PENGERTIAN HUKUM DAN HUKUM EKONOMI

A.    Pengertian Hukum Menurut Para Ahli
Menurut Prof. Mr. LJ. van Apeldoom  dalam bukunya yang berjudul "Inleiding tot de  studie  van het Nederlandse  Recht  (terjemahan  Oetarid  Sadino,  SH dengan nama  "Pengantar  Ilmu  Hukum),  bahwa  adalah  tidak  mungkin  memberikan  suatu defmisi  tentang  apakah  yang  disebut  Hukum  itu. Definisi  tentang  Hukum,  kata prof. van Apeldoom,  adalah  sangat  sulit untuk dibuat, karena itu tidak mungkin untuk mengadakannya yang sesuai dengan kenyataan.
Penulis-penulis  Ilmu Pengetahuan  Hukum di Indonesia juga sependapat dengan Prof. van. Apeldoom,  seperti Prof. Sudiman  Kartohadiprodjo,  SH. menulis  sebagai berikut,  " ...Jikalau  kita  menanyakan  apakah  yang  dinamakan  Hukum,  maka  kita akan  menjumpai   tidak  adanya   persesuaian    pendapat.   Berbagai   permasalahan perumusan  yang dikemukakan".
Sebagai   gambaran,   Prof.  Sudiman   Kartohadiprodjo,   SH.  lalu  memberikan contoh-contoh   tentang  defnisi  Hokum  yang  berbeda-beda,   sebagai  berikut  :

1)      Aristoteles:


Particular  law is that which each community  lays down  and a1ies to its own members.  Universal  law is the law of nature.

2)      Grotius :

Law  is a rule of moral  action  obliging  to that which  is right.

3)      Hobbes:

“Where   as  law,  properly  is the  word  of  him,  that  by  right  command   over others.

4)      Prof. Mr. Dr. C. van  Vollenhoven:

Recht  is een verschijnsel  in rusteloze  wisselwerking  van stuw en tegenstuw.

5)      Philip S. James, MA:

Law  is body  of rule for the guidance  of human  conduct  which  are imposed upon,  and enforced  among  the members  of a given State.

Masih   banyak   lagi  definisi   Hukum   dari  pada  Sarjana   Hukum   lain  yang diantaranya  dapat diterjemahkan  sebagai berikut:
a.       Prof.  Mr.  E.M.  Meyers   dalam  bukunya  De Aigemene   begrifen   van  het Burgerlijk  Recht” : “Hokum   ialah  semua  aturan  yang  mengandung   pertimbangan   ke  susilaan, ditujukan  kepada  tingkah laku manusia  dalam  masyarakat,  dan yang  menjadi pedoman  bagi Penguasa-penguasa   Negara daIam melakukan  tugas-nya.

b.      Leon  Duguit:  : Hukum  ialah  aturan  tingkah  laku  para  anggota  masyarakat, aturan yang daya penggunannya  pada saat tertentu diindahkan  oleh masyarakat sebagai jaminan dari kepentingan bersama dan yang jika dilanggar menimbulkan reaksi bersama  terhadap  orang  yang melakukan  pelanggaran  itu.

c.       Immanuel   Kant:  Hukum   ialah  keseluruhan   syarat-syarat   yang  dengan   ini kehendak bebas dari orang yang satu dapat menyesuaikan diri dengan kehendak bebas dari orang  lain, menuruti peraturan  hukum  tentang  kemerdekaan.


Beberapa Sarjana Hukum Indonesia  lainnya telah berusaha merumuskan  tentang  apakah  Hukum  itu, yang diantaranya  ialah:


a)      S.M Amin,  SH

Dalam buku beliau berjudul "Bertamasya  ke Alam Hukum,"  hukum yang dirumuskan  sebagai  berikut:  "Kumpulan-kumpulan   peraturan-peraturan   yang terdiri  dari  norma  dan  saksi-sanksi  itu disebut  hukum  dan tujuan  hukum  itu adalah mengadakan ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sebingga keamanan
dan ketertiban  terpelihara".


b)      J.C.T. Simorangkir, S.H dan  Woerjono Sastropranoto, S.H

Dalam buku yang disusun besama berjudul "Pelajaran  Hukum Indonesia"  telah diberikan definisi hukum sebagai berikut: "Hukum  itu ialah peraturan-peraturan yang   bersifat   memaksa,   yang  menentukan    tingkah   laku  manusia   dalam lingkungan    masyarakat    yang   dibuat   oleh   Badan   resmi   yang   berwajib, pelanggaran  mana  terhadap  peraturan-peraturan   tadi berakibatkan  diambilnya tindakan,  yaitu  dengan  hukuman  tertentu."


c)      M.H. firfaamidjaya,  S.H

Dalam  buku  beliau  "Pokok-pokok   Hukum   Perniagaan"   ditegaskan,   bahwa "Hukum ialah semua aturan (norma) yang hams diturut dalam tingkah laku tindakan-tindakan  dalam pergaulan hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian,  jika  melanggar  aturan-aturan  itu, akan  membahayakan   diri  sendiri atau harta, umpamanya  orang yang akan kehilangan kemerdekaan,  didenda dan sebagainya" .

Akan tetapi walaupun  Hukum  itu tidak dapat kita lihat, namun  sangat penting ia bagi  kehidupan  masyarakat,  karena  Hukum  itu mengatur  perhubungan   antara anggota   masyarakat   itu  dengan   masyarakatnya.    Artinya,   hukum   itu  mengatur hubungan  antara manusia  perseorangan  dengan  masyarakat.
B.     Tujuan Hukum

Hukum  itu  bertujuan  menjamin  adanya  kepastian  hukum dalam masyarakat dan  hukum itu harus pula bersendikan  pada keadilan, yaitu asas­ asas keadilan  dari  masyarakat  itu.

C.     Sumber-sumber Hukum

Adapun yang dimaksud dengan sumber hukum ialah: segala apa saja yang menimbulkan   aturan-aturan   yang  mempunyai  kekuatan  yang  bersifat  memaksa, yakni  aturan-aturan   yang  kalau  dilanggar  mengakibatkan   sanksi  yang  tegas  dan nyata.

Sumber  hukum  itu dapat  kita tinjau  dari  segi material  dan  segi formal:

1.      Sumber-sumber hukum material, dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari  sudut ekonomi,  sejarah  sosiologi,  filsafat  dan  sebagainya.
Contoh:

a. Seorang  ahli  ekonomi  akan  rnengatakan,  bahwa  kebutuhan-   kebutuhan ekonomi  dalam masyarakat  itulah yang rnenyebabkan  timbulnya  Hukum.

b. Seorang  ahli kemasyarakatan   (Sosiolog)  akan  rnengatakan  bahwa  yang rnenjadi sumber Hukum ialah peristiwa-peristiwa  yang terjadi dalam masyarakat.

2.     Sumber-sumber   hukum  formal  antara  lain ialah:

a.     Undang-Undang   (statute)
b.     Kebiasaan  (costum)
c.     Keputusan-keputusan   Hakim  (Jurisprudentie)
d.    Traktat  (treaty)
e.     Pendapat  Sarjana  Hukum  (doktrin)



3.    Undang-Undang

Undang-undang  ialah suatu peraturan negara yang rnempunyai kekuatan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa negara. Menurut BUYS,  undang-undang   itu rnempunyai  dua  arti, yakni:

aUndang-undang  dalam arti formal: ialah setiap keputusan Pernerintah yang memerlukan  undang-undang  karena cara pembuatannya  (misalnya:  dibuat oleh Pemerintah  bersama-sama  dengan  parlernen);

b. Undang-undang   dalam  arti material:  ialah  setiap  keputusan  Pemerintah yang  menurut  isinya  mengikat  langsung  setiap penduduk.

D.    Kodefikasi Hukum

Menurut  bentuknya,  Hukum  itu dapat  dibedakan antara:

1.      Hukum Tertulis (Statute Law = Written Law), yakni Hukum yang dicantumkan dalam  pelbagai  peraturan-peraturan.

2.      Hukum  Tak  Tertulis  (unsatatutery  law  = unwritten  law), yaitu  Hukum  yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati  seperti  suatu peraturan-peraturan   (disebut  juga  hukum  kebiasaan). Mengenai    Hukum   Tertulis,   ada  yang   dikodifikasikan,     dan   yang   belum dikodefikasikan.
KODIFIKASI  ialah pembukuan jenis-jenis  hukum tertentu dalam kitab undang­undang  secara  sistimatis  dan lengkap,

Jelas bahwa unsur-unsur kodifikasi ialah:
a.  jenis-jenis  hukum tertentu (misalnya Hukum  Perdata);  
b. sistematis  
c. lengkap,

Adapun  tujuan kodifikasi  daripada  hukum  tertulis  ialah untuk  memperoleh:  
a.    kepastian  hukum;
b.    penyederhanaan hukum.;
c.    kesatuan  hukum

3.      Contoh Kodifikasi Hukum :
a.       Di Eropah              :
·         Corpus Iuris Civilis (mengenai hukum Perdata yang diusahakan oleh Kaisar Justinianus dari Kerajaan Romawi Timur dalam tahun 527-567
·         Code Civil (mengenai hukum perdata) yang diusahakan oleh Kaisar Napole on di Prancis dalam tahun 1604
b.   Di Indonesia           :  
·        Kitab Undang-undang Hukum Sipil (1 Mei 1948)
·        Kitab Undang-undang Hukum Dagang (1 Mei 1948)
·        Kitab Undang-undang Hukum Hukum Pidana (1 Januari 1918)
·        Kitab Undang-undang Hukum acara pidana dana (KUHP), 31 Desember 1981

E.     Norma/Kaidah
Dalam kehidupan bermasyarakat setiap subjek hukum, yakni  orang maupun badan hukum selalu berhadapan dengan berbagai aturan maupun norma, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Aturan atu norma sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat agar hubungan antara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib dan berjalan lebih baik. Norma merupakan aturan perilaku dalam suatu kelompok tertentu di masa setiap anggota masyarakat mengetahui hak dan kewajiban di dalam lingkungan masyarakatnya sehingga memungkinkan seseorang bisa menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakan seseorang itu dinilai oleh orang lain. Oleh karena itu, norma adalah suatu kriteria bagi orang lain untuk menerima atau menolak perilaku seseorang.
            Sementara itu, di dalam kehidupan bermasyarakat norma yang berlaku adalah norma yang diterapkan di lingkungan masyarakat sebagai aturan yang mempengaruhi tingkah laku manusia, yaitu norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, dan norma hukum.
a.      Norma Agama
Norma agama adalah peraturan yang diterima sebagai perintah, larangan, dan anjuran yang diperoleh dari Tuhan YME bersifat umum dan universal apabila dilanggar maka mendapat sanksi hukum yang diberikan Tuhan YME.
b.      Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan adalah aturan hidup yang berasal dari sanubari manusia itu sendiri bersifat umum dan universal, apabila dilanggar oleh setiap manusia maka akan menyesalkan perbuatan dirinya sendiri.
c.       Norma Kesopanan
Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan manusia berupa suatu tatanan pergaulan masyarakat apabila dilanggar oleh setiap anggota masyarakat akan dicela/diasingkan oleh masyarakat setempat.
d.      Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan yang bersifat mengikat kepada setiap orang yang pelaksanaannya dapat dipertahankan dengan segala paksaan oleh alat-alat negara untuk melindungi kepentingan manusia dalam pergaulan masyarakat.

F.      Pengertian Ekonomi dan Hukum Ekonomi
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Ini masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.
Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.
       Hukum ekonomi terbagi menjadi 2, yaitu:
          a.)    Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonom (misal hukum perusahaan dan hukum penanaman modal).
           b.)    Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuai dengan hak asasi manusia (misal, hukm perburuhan dan hukum perumahan).

Sumber:
Neltje F. Katuuk, 1994, Diktat Kuliah Aspek Hukum dalam Bisnis, Universitas Gunadarma, Jakarta.

Kartika Sari, Elsi, S.H., M.H. dan Advendi Simanunsong, S.H., M.M. 2005. Hukum Dalam Ekonomi Edisi Revisi II. Jakarta: Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar