Kamis, 08 Oktober 2015

ANALISIS ARTIKEL EKONOMI


APEC Mesin Penggerak Pertumbuhan Global

Salah satu hal yang membayangi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC pekan depan adalah negosiasi terpisah seputar kesepakatan zona perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP. Tidak semua anggota APEC mengikuti TPP. Hal tersebut memunculkan pertanyaan apakah TPP akan menjadi batu penghalang bagi tercapainya tujuan utama APEC di masa depan, yakni Perjanjian Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP).

Jepang sangat mementingkan penguatan kerja sama di bidang ekonomi dengan Asia Tenggara yang berperan sebagai ”Growth Center” abad ke-21. Saya berpendapat, dengan mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, akan dapat turut mendukung perkembangan perindustrian kawasan ASEAN dan kebangkitan perekonomian Jepang itu sendiri. 

Lawatan saya ke negara-negara ASEAN sejak saya dilantik sebagai Perdana Menteri bulan Desember lalu juga karena ingin mewujudkan tujuan ini.Tahun ini merupakan tahun yang menandai peringatan 40 tahun hubungan persahabatan Jepang-ASEAN, dan pada bulan Desember mendatang, para pemimpin negara-negara ASEAN akan kami undang ke Jepang dan kita akan berdiskusi mengenai visi yang menentukan arah masa depan hubungan Jepang-ASEAN termasuk penguatan yang lebih pada hubungan kerja sama ekonomi Jepang -ASEAN, dan kami akan menunjukkan hal ini kepada dunia.

Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia adalah ”mitra strategis” Jepang yang telah berbagi nilai-nilai mendasar dan berbagai keuntungan strategis, berlandaskan sejarah persahabatan dan kerja sama yang panjang.Kami ingin meningkatkan hubungan kerja sama perekonomian bilateral karena hal ini merupakan landasan untuk mendukung hubungan strategis seperti ini.

Saat ini banyak perusahaan Jepang yang memandang Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan. Investasi langsung dari Jepang di tahun 2012 mencapai 2,46 miliar dollar AS (peringkat ke-2 di dunia) yang berkontribusi bagi pengembangan industri dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia, sehingga bagi kedua negara, ini merupakan sesuatu yang saling menguntungkan.Kebijakan Jepang adalah mendukung perbaikan iklim investasi Indonesia sehingga mendorong kemajuan perusahaan Jepang. Demi perluasan investasi yang lebih lagi, dengan mengetahui bahwa fasilitas infrastruktur di wilayah. metropolitan Jakarta adalah isu yang mendesak, maka untuk selanjutnya Jepang akan memberikan bantuan untuk itu. 

Analisis Artikel

Paragraf 1

Salah satu hal yang membayangi penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC pekan depan adalah negosiasi terpisah seputar kesepakatan zona perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP. Tidak semua anggota APEC mengikuti TPP. Hal tersebut memunculkan pertanyaan apakah TPP akan menjadi batu penghalang bagi tercapainya tujuan utama APEC di masa depan, yakni Perjanjian Perdagangan Bebas Asia Pasifik (FTAAP).

Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf.  

  • PU                : Penyelenggaraan APEC pekan depan adalah negosiasi terpisah seputar kesepakatan zona perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP.
  • PK              : TPP akan menjadi batu penghalang bagi tercapainya tujuan utama APEC di masa depan.
  • K            : Penyelenggaraan APEC pekan depan akan menjadi batu penghalang di masa depan.
  • Entimen       : Penyelenggaraan APEC pekan depan adalah negosiasi terpisah seputar kesepakatan zona perdagangan bebas Kemitraan Trans-Pasifik atau TPP akan menjadi batu penghalang bagi tercapainya tujuan utama APEC di masa depan.

Paragraf 2

Jepang sangat mementingkan penguatan kerja sama di bidang ekonomi dengan Asia Tenggara yang berperan sebagai ”Growth Center” abad ke-21. Saya berpendapat, dengan mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara, akan dapat turut mendukung perkembangan perindustrian kawasan ASEAN dan kebangkitan perekonomian Jepang itu sendiri.

 Kalimat ini merupakan kalimat paragraf Deduktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum yang berada di awal paragraf.  

  • PU                : Jepang sangat mementingkan penguatan kerja sama di bidang ekonomi dengan Asia Tenggara yang berperan sebagai ”Growth Center” abad ke-21.
  • PK              : Dengan mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dapat turut mendukung perkembangan perindustrian kawasan ASEAN dan kebangkitan perekonomian Jepang itu sendiri.
  • K                : Jepang mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara.
  • Entimen      : Jepang sangat mementingkan penguatan kerja sama di bidang ekonomi dengan Asia Tenggara agar dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara dapat turut mendukung perkembangan perindustrian kawasan ASEAN dan kebangkitan perekonomian Jepang itu sendiri.

Paragraf 3

Lawatan saya ke negara-negara ASEAN sejak saya dilantik sebagai Perdana Menteri bulan Desember lalu juga karena ingin mewujudkan tujuan ini.Tahun ini merupakan tahun yang menandai peringatan 40 tahun hubungan persahabatan Jepang-ASEAN, dan pada bulan Desember mendatang, para pemimpin negara-negara ASEAN akan kami undang ke Jepang dan kita akan berdiskusi mengenai visi yang menentukan arah masa depan hubungan Jepang-ASEAN termasuk penguatan yang lebih pada hubungan kerja sama ekonomi Jepang -ASEAN, dan kami akan menunjukkan hal ini kepada dunia. 

Kalimat ini termasuk kedalam Paragraf Induktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum berada diakhir paragraf.

  • Tahun ini merupakan tahun yang menandai peringatan 40 tahun hubungan persahabatan Jepang-ASEAN.
  • Visi yang menentukan arah masa depan hubungan Jepang-ASEAN termasuk penguatan yang lebih pada hubungan kerja sama ekonomi Jepang -ASEAN, dan kami akan menunjukkan hal ini kepada dunia.

Generalisasi : Tahun ini merupakan tahun yang menentukan visi arah masa depan hubungan Jepang-ASEAN termasuk penguatan yang lebih pada hubungan kerja sama ekonomi Jepang -ASEAN, dan kami akan menunjukkan hal ini kepada dunia.

Paragraf 4

Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia adalah ”mitra strategis” Jepang yang telah berbagi nilai-nilai mendasar dan berbagai keuntungan strategis, berlandaskan sejarah persahabatan dan kerja sama yang panjang.Kami ingin meningkatkan hubungan kerja sama perekonomian bilateral karena hal ini merupakan landasan untuk mendukung hubungan strategis seperti ini.

Kalimat ini termasuk kedalam Paragraf Induktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum berada diakhir paragraf.

  • Indonesia adalah ”mitra strategis” Jepang yang telah berbagi nilai-nilai mendasar dan berbagai keuntungan strategis.
  • Meningkatkan hubungan kerja sama perekonomian bilateral karena hal ini merupakan landasan untuk mendukung hubungan strategis seperti ini.

Generalisasi : Indonesia meningkatkan hubungan kerja sama perekonomian bilateral karena hal ini merupakan landasan untuk mendukung hubungan strategis seperti ini.

Paragraf 5

Saat ini banyak perusahaan Jepang yang memandang Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan. Investasi langsung dari Jepang di tahun 2012 mencapai 2,46 miliar dollar AS (peringkat ke-2 di dunia) yang berkontribusi bagi pengembangan industri dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia, sehingga bagi kedua negara, ini merupakan sesuatu yang saling menguntungkan. Kebijakan Jepang adalah mendukung perbaikan iklim investasi Indonesia sehingga mendorong kemajuan perusahaan Jepang. Demi perluasan investasi yang lebih lagi, dengan mengetahui bahwa fasilitas infrastruktur di wilayah metropolitan Jakarta adalah isu yang mendesak, maka untuk selanjutnya Jepang akan memberikan bantuan untuk itu. 

Kalimat ini termasuk kedalam Paragraf Induktif. Hal ini dapat dibuktikan dengan kalimat umum berada diakhir paragraf.

  • Perusahaan Jepang yang memandang Indonesia sebagai tujuan investasi yang menjanjikan.
  • Investasi langsung dari Jepang berkontribusi bagi pengembangan industri dan penciptaan lapangan kerja di Indonesia.
  • Kebijakan Jepang mendukung perbaikan iklim investasi Indonesia sehingga mendorong kemajuan perusahaan Jepang.

Generalisasi : Perusahaan Jepang berkontribusi dan mendukung perbaikan iklim investasi Indonesia sehingga mendorong kemajuan perusahaan Jepang.

SUMBER:


.

Minggu, 04 Oktober 2015

PENALARAN

      A.   PENGERTIAN PENALARAN

Apa itu penalaran ? Secara sederhana, penalaran dapat diartikan sebagai proses berfikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan berdasarkan proporsi-proporsi yang mendahuluinya.  Bahan pengambilan keputusan dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).

Penalaran Menurut Para Ahli :

-      Bakry (1986:1) menyatakan bahwa penalaran atau reasoning merupakan suatu konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa pernyataan lain yang telah diketahui.
-      Suriasumantri (2001:42) mengemukakan secara singkat bahwa penalaran adalah suatu aktivitas berpikir dalam pengambilan suatu simpulan yang berupa pengetahuan.
-      Keraf (1985:5) berpendapat bahwa penalaran adalah suatu proses berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden, menuju kepada suatu kesimpulan.

Dari beberapa pengertian para ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa penalaran merupakan proses berpikir manusia untuk menguhubungkan fakta-fakta atau data yang sistematik menuju suatu kesimpulan berupa pengetahuan.  Dengan kata lain, penalaran merupakan sebuah proses berpikir untuk mencapai suatu kesimpulan yang logis.

Penalaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :

-    Cara ( perihal) menggunakan nalar, pemikiran, atau cara berpikir logis; jangkauan pemikiran.
-  Hal yang mengembangkan atau mengembalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
-      Proses mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.

      B.    CIRI – CIRI PENALARAN 

1.     Dilakukan dengan sadar,
2.    Didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui,
3.    Sistematis,
4.    Terarah, bertujuan,
5.    Menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau sikap yang baru,
6.    Sadar tujuan,
7.    Premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang diperoleh,
8.    Pola pemikiran tertentu,
9.    Sifat empiris rasional.

Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  •         Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
  • Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  • Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

      C.    TAHAP-TAHAP PENALARAN

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:
 1.     Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
2.    Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
3.    Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
4.    Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).

Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

       D.   METODE PENALARAN

Terdapat 2 metode penalaran, yaitu metode induktif dan deduktif :

1.     Metode Induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. 
Ada 3 macam penalaran induktif :
1.)   Generalisasi
- Merupakan penarikan kesimpulan umum dari pernyataan atau data-data yang ada.
- Dibagi menjadi 2 :

         a. Generalisasi Sempurna / Tanpa loncatan induktif 
             => Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan.

Contoh :
- Sensus Penduduk.
- Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, baja memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jadi, jika dipanaskan semua logam akan memuai.

b. Generalisasi Tidak Sempurna / Dengan loncatan induktif
             => Fakta yang digunakan belum mencerminkan $seluruh fenomena yang ada.

       Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka   adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong.

2.)  Analogi
-  Merupakan penarikan kesimpulan berdasarkan kesamaan data atau fakta. Pada analogi biasanya membandingkan 2 hal yang memiliki karakteristik berbeda namun dicari persamaan yang ada di tiap bagiannya.
- Tujuan dari analogi :
·         Meramalkan kesamaan.
·         Mengelompokkan klasifikasi.
·         Menyingkapkan kekeliruan.
 Contoh :
Dimas adalah pebisnis kuliner.
Dimas berbakat di semua bidang bisnis.
Cawi adalah pebisnis kuliner.
Oleh sebab itu, Cawi berbakat di semua bidang hiburan.

3.)  Kausal
- Merupakan proses penarikan kesimpulan dengan prinsip sebab-akibat.
- Terdiri dari 3 pola, yaitu :
a. Sebab ke akibat => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kesimpulan sebagai efek.
Contoh : Karena terjatuh di tangga, Kibum harus beristirahat selama 6 bulan.
b. Akibat ke sebab => Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat ke kejadian yang dianggap penyebabnya.
Contoh : Jari kelingking Leeteuk patah karena memukul papan itu.
c. Akibat ke akibat => Dari satu akibat ke akibat lainnya tanpa menyebutkan penyebabnya.

2.    Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:
1. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
2. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
3. Kesimpulan

Contoh:
Premis mayor : Semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran Sosiologi.
Premis minor  : Bob adalah siswa kelas X SMA
Kesimpulan    : Bob wajib mengikuti jam pelajaran Sosiologi

       E.    KESALAHAN PENALARAN

Salah nalar dapat terjadi di dalam proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan emosi.
·Salah nalar ada dua macam:

1.)    Salah nalar induktif, berupa:

1.     kesalahan karena generalisasi yang terlalu luas,
2.    kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat,
3.    kesalahan analogi.
 
2.)    Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena: 

1.     kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi;
2.    kesalahan karena adanya term keempat;
3.    kesalahan karena kesimpulan terlalu luas/tidak dibatasi; dan
4.    kesalahan karena adanya 2 premis negatif.

Referensi :